LIRIH KEIKHLASAN | Musikalisasi Puisi

Lirih Keikhlasan diantara Duri Dunia

 

Aku bukanlah aku yang dulu,
berjalan separuh nafas tanpa tahu tempat berpulang
Aku hanya sebuah kata yang tergambar tentang siapa dan apa?
Siapakah sebenarnya hati dan jiwa yang akan kembali?
dan Apa sesungguhnya hati dan jiwa ini?
Asa yang seolah hancur dilukai beribu duri yang tak tahu dari mana
Rongga-rongga yang terus menganga dan pelik untuk kembali terang dan terang

Lirih…suara terdengar meyakinkan akan Siapa aku kini
Apakah teguh setegar batu karang di tengah lautan
yang tak pernah berkeluh kesah pada Nya akan sapuan ombak
yang nyatanya tak pernah berucap sesal pada DIA, Sang Robbi
karena batu karang tahu, ombak terhempas dengan atas Kehendak DIA, Sang Maha Sempurna
Dan…lirih itulah yang membuatku tahu seberapa kuatnya si karang bertahan
bertahan dengan kerendahan yang hanya teruntuk DIA, Sang Ilahi Robbi

Lirih…kembali melesat diantara titik titik akal
tinggalkan jejak untuk meyakinkan akan Apa aku ini
Teriring langkah demi langkah mengurai jalan berbatu
tegap tanpa pandang ragu, seolah tahu jika memang hanya DIA tempat kembali
tajam tanpa pinta yang semu, seakan sadar bahwa memang DIA, Robb Sang Pencipta Bumi
Lirih itu bukan sekedar tanda, bukan pula sekedar bisikan yang menjelma
namun itulah tangisan berurai dari sebuah keikhlasan
ya…ikhlas itu seperti pengingat yang hanya terjamah oleh Lirih
lirih suara kata yang terpendam membisik dalam hati
lirih gerak gerik indera yang melangkah penuh harap
lirih hela nafas panjang yang tertatih bersama doa
Dan, itulah setitik kekuatan akan sebuah keikhlasan yang nyata

Keikhlasan bukan untuk diumbar dan dirasa
itu adalah kerendahan hati dan jiwa pada Sang Maha Tinggi
dimana setiap bayang-bayang dunia adalah duri untuk menyentuh buah keikhlasan
Kenapa dikata lirih keikhlasan? itu yang terngiang…
lirih karena sentuhannya hangat membasuh hati dan jiwa yang lara
lirih karena degup nadinya teratur berirama dalam hati dan jiwa
lirih karena tak gaduh diantara gejolak jiwa dan hati manusia
Seperti itulah keikhlasan, membahana dibawah alam kegaduhan
mencipta keheningan nyata akan cahaya Cinta Nya, Allah ‘Azza wa Jalla

Doa adalah inti maujud dari sebuah kepasrahan
dan kepasrahan adalah kekuatan suci akan sebuah keikhlasan
Sungguh segala dunia layaknya duri berkarat yang terbentang hingga tapal batas tak bertuan
setitik amarah akan menghujam membekas hingga ke relung jiwa
membinasakan ketaatan hati pada Sang Maha Pencipta
dan itu ketika hati yang suci tergoda oleh tipuan halus duri dunia

Kembali pada bait doa yang terlantun untuk sebuah keikhlasan
dalamnya tergores tinta keistiqomahan dan tersinar oleh cahaya keimanan
percikan api keangkuhan pun kan padam oleh gemuruh irama bait doa
kata demi kata yang terluap oleh kerendahan jiwa dan keikhlasan yang nyata
yaa…yang nyata dan suci hanya terluap pada Nya, Sang Maha Bijaksana

Dunia bukanlah jurang untuk manusia kembali pada kemurnian
bukan pula sebuah remeh temeh untuk beradu bersama hasrat tak nyata
Harusnya dunia terbentang layaknya ladang bertanam pahala kehakikian
mestinya dunia terlukis sebagai peta harta karun menuju Hidayah Nya
Meskipun duri duri berserakan tapi bukan itu nilai kehakikian
bukan itu titik akhir sebuah perjuangan
dan bukan pula suatu tujuan yang pada akhirnya ruh suci ini tersungkur tak berdaya
Sungguh dungu jiwa ini, terjerembab pada lautan duri dunia demi meraih titik tujuan
bersembunyi pada tipu daya kata ikhlas tanpa tahu dimana arah hati melangkah
Bukan demikian itu keikhlasan yang hakiki
karna ikhlas dan keikhlasan adalah lentera untuk melangkah di tiap sisi dunia ini

Apalah arti duri dunia, jika tajamnya tak berasa kesakitan oleh manusia
bahkan nyatanya mereka bangga berkubang dan menyelam didalamnya
itulah, itulah manusia yang terbiasa berlarian mengejar keniscayaan
itulah manusia yang terbiasa bersembunyi diantara sela tajam duri dunia
dan itulah manusia yang terbiasa menganggap diri dengan keangkuhannya
Jika, kamu bertanya kenapa Allah tetap memberinya tawa dan pelepas dahaga?
Kenapa Allah tetap mengalirkan air kehidupan pada jiwanya?
Itulah ke Maha Sempurnaan Allah, itulah ke Maha Bijaksanaan Allah, namun itu pula ke Maha Murkaan Allah
akankah jiwa dan hati ini kembali kepada Nya, dengan ketakwaan dan kerendahan
ataukah terus terlarut dan terlarut dalam kemegahan dunia yang tak bersisa
Dan itupun tetap menjadi keMaha Rahasian Allah di setiap Pengaturan Nya

Tahukah, wahai manusia….
Segenap kemegahan dunia Allah ciptakan bersama duri duri yang berhamburan
Segala keniscayaan dunia Allah hadirkan bersama titik titik kealpaan
Seluruh kenikmatan dunia Allah sandingkan bersama rongga rongga kelalaian
Tahukah, jika itu adalah nilai dari sebuah jihad dan perjuangan menuju Nya
jika itu adalah harga mahal dari hati dan jiwa yang ikhlas tertunduk pada Nya
Dan, demikianlah Allah melimpahkan ke Maha Rahasian Nya diantara duri dunia yang nyata
hingga manusia tersungkur tak berdaya kembali pada Dzat Yang Suci, Allah ‘Azza Wa Jalla

Karya : Pena SAFA