Sebagaimana Allah firmankan dalam AlQur’an bahwasanya manusia tercipta dari segumpal tanah dengan atas kehendakNya. Bermula dari segumpal tanah yang Allah alurproseskan sedemikian rupa, terbentuklah sosok manusia sebagaimana yang kita lihat saat ini pada diri kita masing-masing. Proses tersebut sedemikian indah, cantik dan agung dengan atas kehendak Allah. Karena hanya Dialah Allah ‘Azza wa Jalla yang menggenggam tiap proses dan kejadian di alam semesta, mulai dari yang kecil sampai dengan tak terhinggakan, dan yang besar sampai dengan tak terhinggakan. Demikianlah Allah menetapkan segala sesuatu dalam Kitab agungNya, Kitab Lauhil Mahfudz dengan atas kehendakNya.
Manusia adalah bagian dari dimensi penciptaan Allah yang terselaraskan dengan keberadaan alam semesta dan seisinya dengan atas kehendak Allah. Keselarasan manusia dan alam semesta tercerminkan dalam setiap detail ciptaan Allah nan indah dan tak memiliki cacat sedikitpun. Adakah manusia di dunia ini yang memiliki kemiripan 100% baik dari sisi fisik maupun psikisnya? Tentu jawabannya adalah tidak. Itulah salah satu bukti otentik atas ke-MahaBesar-an Allah. Dialah yang menciptakan manusia dalam bentuk yang tak sama antara yang satu dengan yang lain.
Keberagaman dimensi ciptaan Allah di alam semesta, merupakan hal paling nyata yang sudah sepantasnya kita syukuri dengan penuh kesadaran akan Allah dan kefokusan hanya kepada Allah. Memang demikianlah Allah berkehendak terhadap segenap ciptaanNya. Manusia dan alam semesta hanya sebagian kecil dari dimensi ciptaan Allah yang tak terhinggakan. Sungguh teramat nistalah manusia yang tiada pernah sadar Allah dan fokus kepada Allah pada segenap aktifitas lahir maupun bathinnya. Wujud syukur yang sebenar-benar kesyukuran kepada Allah adalah dimensi syukur yang senantiasa mengalir dalam kesadaran akan Allah dan kefokusan kepada Allah. Bahwasanya diri ini pun tiada mampu untuk bersyukur kepada Allah kecuali dengan atas kehendakNya.
Diri ini adalah milikNya. Termasuk apapun yang mengalir di dalamnya, baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Segala sesuatu yang teralurkan pada hati, pikir dan gerak tubuh kita adalah bagian dari dinamika kehendak Allah yang serba kompleks dan tak terhinggakan. Syukur kepada Allah adalah salah satu bagian dinamika kehendak Allah yang teraplikasikan dalam lahir dan bathin kita. Tiada mampu lisan kita berucap syukur kepadaNya kecuali Dialah yang mencurahkan cahaya suciNya kepada hati dan lisan untuk bersyukur kepadaNya.
Leave a Reply